Sabtu, 11 Juni 2011
Renungan untukku dan kawanku
Kita telah tersesat dalam gelagat pekat yang membuat mereka muak
Kau tahu ???!!!
Mereka seperti menghembuskan aroma penat karena tingkah kita
Lalu jeruji keraguan mendera setiap sendi-sendinya,
Dan mempertanyakan kelayakan kita
Ayolah......!
Sadari setiap desir darah dan nadi kita untuk kemenangan
Bukan keterpurukan karena terjebak kelalaian
Aku percaya...
Kau dan aku...
Bersama-sama kita pastikan bisa!!!
Bisa menaklukan buaian kemalasan yang tak henti mendera raga ini
Aku yakin kita mampu....
Mammpu menggebrak mereka yang slama ini meragukan kita!
Cobalah sejenak dongakkan kepalamu
Lalu nikmati setiap warna langit yang tak henti membiru
Dan resapi setiap siratan cahayanya dengan memejamkan mata
Dan yakinkan langit biru selalu mendukung kita
Langit luas selalu menyampaikan setiap harapan dan mimpi-mimpi kita
Kepada sang pencipta...
Kepada sang arsitektur alam semesta.
HARAPAN 2
Sampai di ruang tempat pengambilan kartu KKN, Daffa dan Bayu langsung masuk. Dan terlihat sudah ada mahasiswa lain sedang menunggu untuk mengambil kartu KKN. Tepatnya 2 orang mahasiswi berjilbab yang berdiri di depan dan membelakangi Daffa dan Bayu yang baru masuk. Tak terlihat Bapak petugas yang melayani kedua mahasiswi itu. ”Mau ambil kartu KKN juga mbak? Lha bapaknya kemana?” tanya Daffa pada salah satu mahasiswi itu. Lalu keduanya menoleh kearah Daffa. Dan......cesss (alah lebay...,hohoho), salah satu dari mereka adalah wajah gadis yang ia kenal. Wajah perempuan yang selalu membuat hatinya damai saat berpapasan di jalan itu. ”oh...iya mas, ini bapaknya lagi Solat, disuruh nunggu dulu.” Teman dari perempuan yang ia kenal menjawabnya. ”Oh gitu...” Lalu Daffa terdiam merasakan hatinya yang tercapur aduk tak merata, seperti bubur ayam yang teraduk hingga tak karuan antara potongan ayam, kerupuk, dan daun bawang yang tak bisa dibedakan dan tercampur dengan bumbunya. Namun terasa enak dan nikmat yang ia rasakan. Terbersit doa dihatinya agar bapak yang melayani pengambilan kartu ini tak pernah kembali, dan ia bisa berlama-lama dengan peremuan berjilbab ini. Hahaha...,sungguh hasrat yang aneh, pikirnya. ”masnya dari MIPA ya?” perempuan berwajah bersih itu bertanya pada Daffa. ”oh..,iya,kok tau? kenalin saya Daffa dari geofis...” Daffa menjawab agak gelagapan karena grogi sambil mengenalkan diri sambil menyodorkan tangan pada gadis itu. Gadis itu tersenyum manis sambil menelungkupkan kedua tangannya dan menjawab:” Iya, saya sering aja liat mas di kampus. saya Ima, dan ini fitri. Kami dari fisika” Fitri pun tersenyum dan menelungupkan kedua tangannya pada Daffa. ”oh iya...,itu kenalin juga Bayu” Daffa mengenalkan temannya sambil menunjuk Bayu yang duduk di kursi belakang ruangan ini, yang sejak awal tak tertarik dengan percakapan Daffa dan kedua mahasiswi itu. Bayu tersenyum dan mengangguk.
Kamis, 21 April 2011
MEMBINGUNGKAN
Biarkan sgala rasa ini membeku kembali sepertinya tak bisa lagi
Dengan pelan aku berbisik pada imajinasi khayal
Aku yakin dia untukku...,
Sadarku semakin tersesat di sudut makna yang sungguh membingungkan
Aku menyesal dengan segalanya
Menyesal akan masa lalu yang berbeda asa dan kenyataan
Lalu dia adalah sgalanya bagiku
Lama tak jadi soal untukku mencintainya
Maka aku berkata lagi
Entahlah kawan...
Sungguh membingungkan
Seperti indah wajahmu yang tak pernah pudar dalam benakku
Bahkan terlihat semakin menarik
Melihatmu selalu melemaskan sendiku untuk tetap berdiri
Ya Allah...aku hanya bisa berdoa indahkanlah sgalanya untuku
Rabu, 16 Maret 2011
Tanya Besar dalam Benakku
Kau tahu kenapa tanya menjadi hal terbesar tentangku?
Karena jawab adalah hal terkecil dalam hidupku
Aku seperti tersesat tanpa jawaban sgala pertanyaan
Coba lihat setiap desir rasa ini yang beku dan tak terungkap
Mengalirkan aroma sesak yang mengiris hati
Meneguhkan getirnya ketidakpuasan
Aku ingin berbisik pelan ditelingamu dan katakan
”kau lah yang paling aku inginkan......”
Lalu tak perduli dengan segala jawabmu
Aku ingin berlalu begitu saja dengan kepuasan ini
Aku coba merenungi setiap jengkal kehidupan
Kususuri pelan-pelan hingga berpijak dalam arena membingungkan
Aku terdiam, lalu memutarkan pandangan pada setiap penjurunya
Mencari yang aku butuhkan untuk sekedar melihat terang
Dan kosong itu begitu luas terekam di mataku
Ahh..., aku kesepian kawan
Dalam dimensi lain
Kau seperti menari-nari dengan indahnya dibenaku
Tersenyum manis dengan gerai cantik rambutmu
Lalu kesejukkan arti cinta membumbung tinggi di kalbuku
Hingga sesak, namun aku mampu bernafas dengan lapangnya
Desir darahku terasa berbeda
Bahkan sangat berbeda, terasa tak nyaman namun menyenangkan
Aku menikmatinya sampai rasa yang tak terkira
Lalu tak sadar aku mulai tersenyum damai
hingga setiap sendi ini begitu ringan dan nyaman kurasa
biarlah seperti ini.....
aku tak ingin berhenti
mengagumi indahnya sgala tentangmu